Cara Menulis Deskripsi Pengalaman Kerja yang Bikin HR Langsung Tertarik
Kamu pernah nggak sih apply kerja berhari-hari tapi nggak dapat panggilan sama sekali? Bisa jadi masalahnya ada di bagian deskripsi pengalaman kerja di CV-mu yang kurang greget! Tenang, aku bakal bocorin rahasia cara menulis deskripsi pengalaman kerja yang bikin HR langsung kepincut.
Kenapa Deskripsi Pengalaman Kerja Itu Penting Banget?
Menurut data dari Jobvite, HR cuma butuh 6 detik buat memutuskan apakah CV-mu layak dipanggil atau nggak. Nah, bagian pengalaman kerja ini biasanya jadi penentu utama! Deskripsi yang asal-asalan bakal bikin kamu kehilangan peluang emas.
5 Kesalahan Fatal yang Bikin CV-mu Langsung Dicoret
- Hanya menulis job title doang – “Staff Admin” itu nggak ada artinya kalau nggak dijelasin tugasnya apa
- Terlalu umum – “Bertanggung jawab atas operasional kantor” itu terlalu luas
- Pakai bahasa pasif – “Diberi tanggung jawab untuk…” itu kurang powerful
- Tidak ada angka – HR suka banget sama data dan pencapaian terukur
- Copy-paste job description – Ini bikin kamu terlihat nggak punya kontribusi nyata
Formula Rahasia untuk Deskripsi yang Menjual
Aku punya rumus sakti yang selalu berhasil: Action Verb + Tugas Spesifik + Hasil Terukur. Contohnya:
- “Memimpin tim marketing 5 orang untuk campaign product launch, berhasil meningkatkan penjualan sebesar 30% dalam 3 bulan”
- “Mengembangkan sistem inventory baru yang mengurangi waktu proses dari 2 jam menjadi 30 menit per hari”
Action Verb yang Bikin CV-mu Lebih Powerful
Ganti kata-kata basi seperti “mengerjakan” atau “membantu” dengan:
- Mengoptimalkan
- Meningkatkan
- Mengembangkan
- Memimpin
- Mengkoordinasikan
- Merevolusi
- Mentransformasi
- Memperkenalkan
Cara Menyesuaikan Deskripsi dengan Lowongan Kerja
Ini rahasia besar: Jangan pakai CV yang sama untuk semua lamaran! Sesuaikan deskripsi pengalaman kerja dengan kebutuhan perusahaan:
- Baca baik-baik requirement di job description
- Highlight skill dan pengalaman yang relevan
- Gunakan keyword yang sama dengan iklan lowongan
- Utamakan pencapaian yang berhubungan dengan posisi yang dilamar
Contoh Deskripsi Pengalaman Kerja yang Menarik
Mari kita bandingkan:
Versi Biasa:
“Staff Accounting – Mengerjakan laporan keuangan dan pembukuan”
Versi Super:
“Staff Accounting – Menyusun laporan keuangan bulanan untuk 3 cabang perusahaan dengan akurasi 99,9%, mengidentifikasi kesalahan transaksi senilai Rp 28 juta, serta mengembangkan template excel yang memangkas waktu penyusunan laporan dari 5 hari menjadi 2 hari kerja”
Tips Tambahan untuk Fresh Graduate
Kalau kamu baru lulus dan belum punya pengalaman kerja formal, jangan khawatir! Kamu bisa:
- Masukkan magang atau volunteer work
- Highlight project kuliah yang relevan
- Tulis organisasi atau kegiatan kampus
- Fokus pada skill yang bisa ditransfer
Kesalahan Format yang Harus Dihindari
Selain konten, format penulisan juga penting:
- Jangan pakai paragraph panjang – gunakan bullet points
- Hindari font yang sulit dibaca
- Jangan terlalu banyak warna
- Pastikan konsisten (jangan campur format tanggal)
Bagaimana dengan Gap Kerja?
Kalau ada periode menganggur yang panjang, lebih baik dijelaskan singkat:
“2019-2020: Mengambil cuti untuk merawat orang tua sakit + mengikuti kursus digital marketing online”
FAQ Tentang Deskripsi Pengalaman Kerja
Q: Berapa banyak bullet point yang ideal per pekerjaan?
A: 3-5 poin untuk pengalaman relevan, 1-2 untuk yang kurang relevan
Q: Haruskah mencantumkan semua pekerjaan?
A: Fokus pada yang relevan dengan posisi yang dilamar. Kalau sudah lebih dari 10 tahun pengalaman, cukup tulis yang terakhir saja.
Fakta Menarik: Tahukah kamu bahwa 75% CV ditolak oleh sistem ATS (Applicant Tracking System) sebelum sampai ke HR? Salah satu penyebab utamanya adalah deskripsi pengalaman kerja yang tidak mengandung keyword yang dicari!