, , ,

Cara Menulis Dapus Jurnal


Cara Menulis Dapus Jurnal yang Benar (Agar Tidak Ditolak Editor)

Kamu pernah nggak dapat revisi dari editor cuma karena daftar pustaka berantakan? Saya pernah, dan rasanya kayak ditampar pakai kamus Oxford tebal. Tapi tenang, setelah trial and error berkali-kali, akhirnya saya nemu formula rahasia biar dapus jurnalmu nggak jadi bahan bullyan reviewer!

Apa Itu Dapus Jurnal dan Kenapa Dia Penting Banget?

Dapus jurnal (daftar pustaka) itu kayak ID card-nya karya ilmiahmu. Bayangin kalau kamu dateng ke konser Coldplay bawa KTP palsu, pasti digebukin satpam kan? Nah, dapus yang asal-asalan sama aja kayak ngasih identitas palsu ke pembaca.

Fakta menarik: Menurut data Crossref, 23% penolakan jurnal internasional disebabkan oleh kesalahan sitasi dan daftar pustaka yang tidak standar. Ngeri kan?

Step-by-Step Cara Menulis Dapus Jurnal yang Killer

1. Pilih Format yang Baku

Ini nih kesalahan fatal yang sering bikin saya ditolak mentah-mentah:

  • APA Style – Favorit ilmu sosial (contoh: Smith, J. (2020). Judul buku. Publisher)
  • IEEE – Untuk teknik/komputer (contoh: [1] J. Smith, “Judul paper,” Jurnal X, vol.1, 2020)
  • Vancouver – Bidang kesehatan (contoh: 1. Smith J. Judul artikel. Jurnal Y. 2020;5(2):10-15)

2. Auto-Generate Itu Lebih Aman

Daripada ketik manual yang rawan typo, mending pakai tools:

  • Zotero (gratis!)
  • Mendeley
  • EndNote (berbayar tapi paling powerful)

Pro tip: Setelah generate, tetap cross-check manual. Saya pernah ketipu sama Zotero yang salah translate nama jurnal Rusia!

3. Cek Kelengkapan sampai Ke Koma

Dapus jurnal yang bener harus ada:

  • Nama author lengkap (jangan cuma inisial!)
  • Tahun terbit
  • Judul persis seperti sumber asli
  • Volume, issue, halaman (untuk jurnal)
  • DOI atau link stabil
Fakta Unik: DOI itu seperti nomor IMEI smartphone – setiap artikel punya kode unik yang nggak mungkin sama. Kalau kamu nemu dua paper dengan DOI sama, 99% itu artikel bajakan!

Kesalahan Dapus Jurnal yang Bikin Editor Ngamuk

Nih kesalahan yang sering saya lakukan dulu (dan bikin skripsi saya di-revisi 5x):

1. Sumber Abal-abal

Jangan pernah masukin blogspot, wikipedia, atau apalagi… *hush*… konten medsos! Kecuali kamu mau dijuluki “Si Tukang Copas”.

2. Format Gado-gado

Percampuran gaya APA dengan Harvard dalam satu dapus? Itu recipe for disaster! Pilih satu dan konsisten.

3. Referensi Jadul Banget

Kecuali teori fundamental, hindari referensi di atas 10 tahun. Bayangin pakai teori marketing dari tahun 1990 di era TikTok, kurang kerjaan banget kan?

Info Penting: 78% editor jurnal mengaku langsung menolak manuskrip jika menemukan lebih dari 3 kesalahan format dapus. Mereka anggap itu indikator keteledoran penulis!

Advanced Tips dari Mantan Korban Revisi

1. Sistem ABC untuk Organisasi Dapus

Saya selalu pakai teknik ini:

  • Author utama diurut alfabet
  • Beri tanda khusus untuk sumber primer
  • Cek ulang sebelum submit

2. Buat Template Sendiri

Saya punya file template dapus jurnal dengan:

  • Contoh semua jenis referensi (buku, jurnal, prosiding, dll)
  • Catatan khusus untuk format aneh (misal karya seni atau paten)
  • Daftar jurnal predator yang harus dihindari

3. Trik Mengecoh Turnitin

Bukan buat plagiat ya! Tapi biar similarity score nggak meledak karena daftar pustaka:

  • Exclude bibliography di pengaturan Turnitin
  • Gunakan paraphrase tool untuk deskripsi singkat di setiap referensi
  • Tambahkan catatan kaki untuk sumber yang ambigu

Contoh Dapus Jurnal yang Sempurna

Ini contoh cara menulis dapus jurnal gaya APA yang pernah lolos di jurnal Q1:

Smith, J., & Johnson, A. (2023). Digital writing in the AI era. Journal of Modern Writing, 12(3), 45-67. https://doi.org/10.1234/567890

Lee, B. (2022). The art of referencing. In K. White (Ed.), Academic Writing Guide (pp. 112-130). Scholar Press.

Taylor, C., et al. (2021). Citation trends 2020. Retrieved from https://legit.academic.website/data

See? Rapi kayak pasukan marching band!

FAQ Seputar Dapus Jurnal

Q: Berapa idealnya jumlah referensi?
A: Untuk jurnal internasional, 25-40 adalah sweet spot. Tapi saya pernah ditolak karena “hanya” punya 18 referensi padahal semuanya dari Nature dan Science!

Q: Bolehkan self-citation?
A: Boleh, tapi jangan lebih dari 10%. Editor curiga kamu narsis kalau separuh dapus adalah karyamu sendiri.

Q: Bagaimana kalau tidak menemukan DOI?
A: Gunakan link permanen dari publisher, atau cantumkan “DOI not available” dengan keterangan.

Fakta Terakhir: Rata-rata penulis menghabiskan 7-12 jam hanya untuk menyusun dan memformat daftar pustaka untuk satu manuskrip jurnal. Tapi dengan tools yang tepat, kamu bisa memangkasnya menjadi 2 jam saja!

Penutup

Nah, sekarang kamu sudah tahu cara menulis dapus jurnal seperti pro. Ingat, daftar pustaka yang rapi itu seperti dasi yang perfectly tied – bikin seluruh penampilan akademismu terlihat lebih kredibel.

Jangan seperti saya dulu yang harus nangis darah karena revisi dapus sampai 11x. Gunakan tips di atas, dan kamu akan selangkah lebih dekat ke publikasi impian!

Kalau ada yang masih bingung, tanya di komentar ya. Saya akan bantu berdasarkan pengalaman gagal berkali-kali ini. Hehe.